Berita tentang munculnya Dajjal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib diimani dengan sifat-sifat yang telah disebutkan dengan terang dan jelas yang tidak butuh penakwilan apapun, di antaranya:1. Dia dari Bani Adam2. Laki-laki3. Pemuda4. Pendek5. Berkulit merah6. Keriting rambutnya7. Dahinya lebar8. Lehernya lebar9. Matanya buta sebelah kanan10.Tertulis di antara dua matanya ك ف ر (yang bermakna kafir)11.Tidak berketurunan12.Pada matanya sebelah kiri terdapat daging tumbuh.Sifat-sifat di atas disebutkan di dalam banyak hadits baik dalam Ash-Shahihain (Al-Bukhari dan Muslim) atau selain keduanya.
CIRI-CIRI ATAU BENTUK FISIK DAN SIFAT "DAJJAL"
(LENGKAP) CIRI-CIRI/BENTUK FISIK & SIFAT “DAJJAL” Apakah
Dajjal itu Manusia? Apakah Dajjal sudah muncul? Dimana Lokasi Pulau
tempat Dajjal berada?| Sejarah Dajjal, 70.000 Yahudi Iran Pengikut
Dajjal, Kemampuan Dajjal | Dajjal berambut keriting dan kusut masai, buta matanya yang kanan, matanya seperti anggur yang menonjol, tulisan kaf-fa-ra diantara kedua matanya. (Dikutip dari www.asysyariah.com Penulis : Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak, Sifat-sifat Dajjal)
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak )
Keluarnya Dajjal merupakan satu perkara yang pasti. Dajjal
akan berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sehingga orang yang beriman semestinya mengetahui sifat serta
fitnah-fitnah Dajjal agar terhindar dari kesesatannya.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menerangkan: “Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyifati Dajjal dengan penjelasan
yang gamblang bagi orang yang punya hati. Sifat-sifat tersebut semuanya
jelek, yang nampak jelas bagi orang yang mempunyai indera yang sehat.
Namun orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan akan celaka tetap
mengikuti Dajjal dalam pengakuannya yang dusta dan dungu, serta
diharamkan untuk mengikuti al-haq….”
Apakah Dajjal itu Manusia?
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Ya. Dajjal adalah manusia dari bani Adam. Sebagian para ulama menyatakan Dajjal adalah setan. Sebagian lagi menyatakan bapaknya manusia, ibunya dari bangsa jin.
Tapi semua pendapat ini tidaklah benar. Karena dia butuh makan, minum,
dan lainnya. Oleh karena itu, Nabi ‘Isa ‘alaihissalam membunuhnya dengan
cara membunuh manusia biasa.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/275)
Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu berkata: “Hadits-hadits ini adalah
hujjah bagi Ahlus Sunnah akan benarnya keberadaan Dajjal, bahwa Dajjal
adalah satu sosok tubuh yang merupakan ujian dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan dia
kemampuan melakukan beberapa hal, seperti menghidupkan orang
mati yang ia bunuh, memunculkan kesuburan, membawa sungai, surga dan
neraka, perbendaharaan bumi mengikuti dirinya, memerintahkan langit
untuk hujan maka turunlah hujan, memerintahkan bumi untuk menumbuhkan
maka tumbuhlah tanaman-tanaman. Itu semua terjadi dengan
kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah itu, ia tak mampu
melakukannya, tidak mampu membunuh seorang laki-laki (yang sebelumnya
dibunuh kemudian dihidupkan kembali olehnya) ataupun lainnya….”
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “(Yang benar) Dajjal
adalah manusia. Fitnahnya lebih besar dari (sekedar) fitnah Eropa
sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak hadits.” (Ash-Shahihah,
3/191)
Dakwah Dajjal
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Telah
disebutkan, awal mula ia keluar menyeru kepada Islam, mengaku sebagai
muslim. Kemudian mengaku sebagai nabi, setelah itu mengaku sebagai
ilah.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/268, lihat Qishshatu Dajjal wa Nuzul ‘Isa karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Sifat-sifat dan Bentuk Fisiknya.
1. Seorang pemuda yang berambut keriting dan kusut masai.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ
“Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, hilang
cahaya matanya, seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul ‘Uzza bin
Qathan.” (HR. Muslim: 2937)
Dalam riwayat lain: “Rambutnya kusut.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ مِنْ بَعْدِكُمُ الْكَذَّابَ الْمُضِلَّ وَإِنَّ رَأْسَهُ مِنْ
بَعْدِهِ حُبُكٌ حُبُكٌ حُبُكٌ -ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- وَإِنَّهُ سَيَقُوْلُ:
أَنَا رَبُّكُمْ؛ فَمَنْ قَالَ: لَسْتَ رَبَّنَا لَكِنَّ رَبَّنَا اللهُ
عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْهِ أَنَبْنَا نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شَرِّكَ؛ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَلَيْهِ سُلْطَانٌ
“Nanti akan ada pendusta yang menyesatkan, rambut di belakangnya
hubukun (keriting seperti terjalin/dipintal) –beliau ucapkan tiga kali–.
Dia akan berkata: ‘Aku adalah Rabb kalian’. Barangsiapa yang berkata:
‘Engkau bukan Rabb kami. Rabb kami adalah Allah, kepada-Nyalah kami
bertawakal dan kepada-Nyalah kami kembali. Kami berlindung kepada Allah
dari kejahatanmu’, niscaya Dajjal tak mampu mengalahkannya.”
(Ash-Shahihah no. 2808)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini merupakan
dalil yang tegas bahwa Dajjal akbar (terbesar) adalah manusia yang punya
kepala dan rambut. Bukan sesuatu yang maknawi atau kiasan dari
kerusakan, sebagaimana ucapan orang-orang yang lemah imannya….”
(Silsilah Ahadits Shahihah, 6/2, pada penjelasan hadits no. 2808)
2. Matanya
Dia adalah seorang yang buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidaklah demikian. Masalah ini diriwayatkan dalam hadits yang mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh orang sahabat. Di antaranya:
- Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ
فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ
فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ
أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ
سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ،
تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Rasulullah berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal
dan berkata: “Aku memperingatkan kalian darinya, tidaklah ada seorang
nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh
‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan
sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi
kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim no. 2930)
- Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ
“Sesungguhnya Dajjal buta matanya yang kanan, matanya seperti anggur yang menonjol.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2932)
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا عَنْ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ
نَبِيٌّ قَوْمَهُ؛ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ
الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُوْلُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ
النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوْحٌ قَوْمَهُ
“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah
disampaikan oleh seorang nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah, membawa
sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya
adalah neraka, aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh
‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no.
2936)
Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
هُوَ أَعْوَرُ هِجَانٌ كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ، أَشْبَهُ رِجَالِكُمْ
بِهِ عَبْدُ الْعُزَّى بْنُ قَطَنٍ فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ فَإِنَّ
رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Dajjal matanya buta sebelah, kulitnya putih.” (Dalam satu riwayat):
“Kulitnya putih seperti keledai putih. Kepalanya kecil dan banyak gerak,
mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Jika ada orang-orang yang binasa
(mengikuti fitnahnya), ketahuilah Rabb kalian tidaklah buta sebelah.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata:
Sanadnya shahih menurut syarat Muslim, Ash-Shahihah, no. 1193)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini menunjukkan
Dajjal akbar adalah manusia yang mempunyai sifat seperti manusia.
Apalagi Rasulullah menyerupakannya dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan,
seorang shahabat. Hadits ini satu dari sekian banyak dalil yang
membatilkan takwil sebagian orang yang menyatakan Dajjal bukanlah sosok
fisik, tapi rumuz (simbol) kemajuan Eropa berikut kemegahan serta
fitnahnya. (Yang haq) Dajjal adalah manusia, fitnahnya lebih besar dari
fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak hadits.”
(Ash-Shahihah, 3/191)
Tulisan di antara Kedua Matanya
Tertulis di antara kedua matanya ك ف ر yang bisa dibaca oleh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ
الْكَذَّابَ أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari
Dajjal. Dia buta, pendusta. Ketahuilah dia buta, adapun Rabb kalian
tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal :ك ف ر -yakni:
kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Dari ‘Umar bin Tsabit Al-Anshari rahimahullah, beliau mendapatkan
berita dari sebagian shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwasanya pada suatu hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata
memperingatkan manusia dari Dajjal:
إِنَّهُ مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ أَوْ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ
“Sesungguhnya tertulis di antara dua matanya ك ف ر, akan bisa
membacanya orang yang membenci amalannya -atau akan membacanya semua
mukmin.” (HR. Muslim)
Dalam satu riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Akan bisa membacanya semua mukmin yang bisa menulis ataupun tidak.” (HR. Muslim, 2934/105)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Yang benar dan ini adalah
ucapan para ulama muhaqqiqin: Tulisan (yang ada di antara kedua mata
Dajjal, -pen.) adalah hakiki adanya sesuai dzahirnya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala jadikan sebagai tanda di antara sekian tanda kekufuran,
kedustaan, dan kebatilannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala tampakkan kepada
seluruh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak, dan Allah Subhanahu
wa Ta’ala sembunyikan (tanda tersebut) dari orang yang diinginkan
kesesatannya dan terkena fitnahnya.” (Syarh Muslim, 9/294)
Pengikut Dajjal.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ
“Akan mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan (sebuah kota
di Iran) 70.000 orang, (tanda) mereka memakai thayalisah (sejenis kain
yang dipakai di pundak).” (HR. Muslim no. 2944)
Pengikut Dajjal adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang yang jahat. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا
أَبْكِي، فَقَالَ لِي: مَا يُبْكِيْكِ؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ،
ذَكَرْتُ الدَّجَّالَ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنَا حَيٌّ
كَفَيْتُكُمُوْهُ، وَإِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ بَعْدِي فَإِنَّ رَبَّكُمْ
عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ يَخْرُجُ فِي يَهُوْدِيَّةِ
أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَدِيْنَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا
وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا
مَلَكَانِ، فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا
“Rasulullah masuk ke kamarku dalam keadaan aku sedang menangis.
Beliau berkata kepadaku: ‘Apa yang membuatmu menangis?’ Aku menjawab:
‘Saya mengingat perkara Dajjal maka aku pun menangis.’ Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika dia keluar sedang aku masih
berada di antara kalian niscaya aku akan mencukupi (melindungi) kalian.
Jika dia keluar setelah aku mati maka ketahuilah Rabb kalian tidak buta
sebelah. Dajjal keluar bersama orang-orang Yahudi Ashbahan hingga
datang ke Madinah dan berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah
ketika itu memiliki tujuh pintu, setiap celahnya ada dua malaikat yang
berjaga. Maka keluarlah orang-orang jahat dari Madinah mendatangi Dajjal
….” (HR. Ahmad, Abdullah bin Ahmad, Ibnu Hibban. Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: Sanadnya shahih)
Dalam sebuah hadits disebutkan juga bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.
يَنْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَؤُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ،
كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ حَتَّى خَرَجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ
“Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai) membaca Al-Qur`an tapi
tidak melewati tenggorokan mereka. Setiap kali keluar sekelompok mereka,
maka akan tertumpas sehingga muncul Dajjal di tengah-tengah mereka.”
(HR. Ibnu Majah no. 174, lihat Ash-Shahihah no. 2455)
Macam-macam Fitnahnya.
Fitnah yang dilakukan Dajjal banyak sekali, di antaranya:
1. Bersamanya ada surganya dan nerakanya.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعْرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal cacat matanya yang kiri1, keriting rambutnya,
bersamanya surga dan nerakanya. Nerakanya adalah surga dan surganya
adalah neraka.” (HR. Muslim, no. 2934)
2. Membunuh satu jiwa kemudian menghidupkannya kembali.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ
خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي
حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ.
فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ
أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ:
فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ…
“Keluarlah pada hari itu seorang yang terbaik atau di antara orang
terbaik. Dia berkata: ‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang telah
disampaikan kepada kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’
Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh
dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian masih ragu kepadaku?’ Mereka
berkata: ‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan menghidupkannya
kembali….” (HR. Muslim no. 2938)
3. Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya kembali. (HR. Muslim, 2938/113)
4. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turunlah hujan.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ
وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ
فَتُنْبِتُ
“…Dia datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman
kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan langit untuk
hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah
hujan dan tumbuhlah tanaman….” (HR. Muslim no. 2937)
Adapun kaum yang tidak beriman dan tidak menerima dakwah Dajjal, tidak ada sedikit harta pun tersisa pada mereka.
5. Akan diikuti perbendaharaan harta.
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوْزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ النَّحْلِ
“…Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah
perbendaharaanmu.’ Maka keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal
seperti sekelompok lebah.” (HR. Muslim no. 2937)
6. Bersamanya air, sungai, dan gunung roti, api, dan air.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ جَنَّةٌ
“…Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air,
serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan
nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا
الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ
النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ
فَلْيَقَعْ فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا فَإِنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang
dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang
dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar.
Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang
dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no.
2935)
Jika seorang mukmin telah mengetahui dan beriman akan keluarnya
Dajjal dengan membawa fitnah yang demikian dahsyat, hendaknya ia
mengamalkan beberapa sebab untuk menjaga dirinya dari Dajjal dan
fitnahnya. Di antara amalan tersebut:
1. Minta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari
kejelekan fitnahnya, memperbanyak minta perlindungan darinya terutama
setelah tasyahud akhir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ
يَقُوْلُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ
فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang kalian selesai dari tasyahud akhir mintalah
perlindungan dari empat perkara: ‘Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari
adzab jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah waktu hidup dan waktu
mati, dan dari kejahatan fitnah Dajjal’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ
“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (HR. Muslim)
3. Menjauhinya, tidak mendatanginya kecuali seorang yang yakin tak akan terkena mudarat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ مِنْهُ فَإِنَّ الرَّجُلَ
يَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَلاَ يَزَالُ بِهِ لِمَا
مَعَهُ مِنْ الشُّبَهِ حَتَّى يَتَّبِعَهُ
“Barangsiapa mendengar (keluarnya) Dajjal hendaknya menjauh darinya.
Demi Allah, sungguh ada seorang yang mendatanginya merasa dirinya
beriman tapi kemudian mengikuti Dajjal dikarenakan syubhat-syubhat yang
dilontarkan Dajjal.” (HR. Ahmad)
4. Tinggal di Makkah dan Madinah
Karena keduanya adalah negeri yang aman tak bisa dimasuki Dajjal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ
وَالْمَدِيْنَةَ لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلاَّ عَلَيْهِ
الْمَلاَئِكَةُ صَافِّيْنَ يَحْرُسُوْنَهَا
“Tidak ada satu negeri pun kecuali akan dimasuki Dajjal, kecuali
Makkah dan Madinah. Dia tidak mendapati celah/ jalan masuk kecuali
padanya ada malaikat yang berbaris menjaganya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Dan termasuk yang terjaga dari Dajjal juga adalah Masjidil Aqsha
serta bukit Tursina (dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban sebagaimana
dalam Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari nash-nash yang kita dapatkan tentang Dajjal, kita dapatkan kesimpulan:
1. Luasnya rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya,
karena Dia telah membekali mereka dengan senjata yang bisa mematahkan
hujjah dan fitnah Dajjal. Ini terwujud dengan penjelasan sifat-sifat
yang menunjukkan kedustaannya, kaum mukmin diberi kemampuan untuk
membaca apa yang tertulis di kening Dajjal yang menunjukkan
kekufurannya. Juga Allah Subhanahu wa Ta’ala bimbing kita untuk
menghafal sepuluh ayat pertama dalam surat Al-Kahfi sebagai tameng dari
Dajjal.
2. Dajjal adalah sosok manusia yang telah sangat jelas sifat-sifatnya
sebagai manusia. Ini membantah ucapan orang sesat dan ahlul bid’ah yang
menyatakan Dajjal hanyalah sosok fiktif belaka atau hanyalah simbol
dari tersebarnya kerusakan.
3. Dajjal mempunyai sifat dan fitnah-fitnah yang telah digambarkan
dengan rinci: keluarnya di akhir jaman, muncul dari arah Syam, tinggal
selama 40 hari, diberi kemampuan mematikan dan menghidupkan, membawa
surga dan neraka, tertulis di antara dua matanya ك ف ر, dan sifat
lainnya. Ini membantah ucapan yang menyatakan bahwa Dajjal adalah Sri
Sathya Sai Baba dari India, atau kiasan dari kemajuan serta fitnah
Eropa.
Wa akhiru da’wana anil hamdulillahi Rabbbil ‘alamin.
1 Dalam hal ini terdapat perbedaan riwayat, sebagian menyatakan yang
kiri dan sebagaian menyatakan yang kanan. Sebagian ulama mengkompromikan
riwayat-riwayat tersebut dengan mengatakan bahwa mata yang kanan
terhapus dan tidak bercahaya, sedangkan pada mata yang kiri terdapat
sepotong daging yang menonjol. (ed)
Dajjal Sudah Ada di Sebuah Pulau.
Asy-Sya’bi rahimahullahu mengatakan kepada Fathimah bintu Qais
radhiyallahu ‘anha: “Beri aku sebuah hadits yang kamu dengar dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tidak kamu sandarkan
kepada seorang pun selain beliau.” Fathimah mengatakan: “Jika engkau
memang menghendakinya akan aku lakukan.” “Ya, berikan aku hadits itu,”
jawab Asy-Sya’bi.
Fathimah pun berkisah: “…Aku mendengar seruan orang yang berseru,
penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyeru ‘Ash-shalatu
Jami’ah’. Aku pun keluar menuju masjid lantas shalat bersama Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan aku berada pada shaf wanita yang
langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya maka beliau duduk
di mimbar dan tertawa seraya mengatakan: ‘Hendaknya setiap orang tetap
di tempat shalatnya.’ Kemudian kembali berkata: ‘Apakah kalian tahu
mengapa aku kumpulkan kalian?’ Para sahabat menjawab: ‘Allah dan
Rasul-Nya lebih tahu.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan:
‘Sesungguhnya –demi Allah-, aku tidak kumpulkan kalian untuk sesuatu
yang menggembirakan atau menakutkan kalian. Namun aku kumpulkan kalian
karena Tamim Ad-Dari. Dahulu ia seorang Nasrani lalu datang kemudian
berbai’at dan masuk Islam serta mengabariku sebuah kisah, sesuai dengan
apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.
Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah
Lakhm dan Judzam. Lalu mereka dipermainkan oleh ombak hingga berada di
tengah lautan selama satu bulan. Sampai mereka terdampar di sebuah pulau
di tengah lautan tersebut saat tenggelamnya matahari. Mereka pun duduk
(menaiki) perahu-perahu kecil. Setelah itu mereka memasuki pulau
tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku.
Mereka tidak tahu mana qubul dan mana dubur-nya, karena demikian lebat
bulunya. Mereka pun berkata: ‘Apakah kamu ini?’ Ia (binatang yang bisa
berbicara itu) menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah.’ Mereka
mengatakan: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia (justru mengatakan): ‘Wahai kaum,
pergilah kalian kepada laki-laki yang ada rumah ibadah itu. Sesungguhnya
ia sangat merindukan berita kalian.’ Tamim mengatakan: ‘Ketika
dia menyebutkan untuk kami orang laki-laki, kami khawatir kalau
binatang itu ternyata setan.’ Tamim mengatakan: ‘Maka kami pun bergerak
menuju kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu.
Ternyata di dalamnya
ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat dan paling kuat
ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan lehernya, antara dua lututnya
dan dua mata kakinya terikat dengan besi. Kami katakan:
‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Kalian telah mampu mengetahui
tentang aku. Maka beritakan kepadaku siapa kalian ini?’ Mereka
menjawab: ‘Kami ini orang-orang dari Arab. Kami menaiki kapal ternyata
kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga
kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar
di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau
ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya.
Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut.
Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku
adalah Al-Jassasah.’ Kamipun bertanya lagi: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia
malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat
merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut
dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah
setan.’
Lalu orang itu mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan.’
Kami mengatakan: ‘Tentang apanya engkau meminta beritanya?’
‘Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kormanya, apakah masih berbuah?’ katanya.
Kami menjawab: ‘Ya.’
Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak akan mengeluarkan buahnya. Kabarkan kepadaku tentang danau Thabariyyah.’
Kami jawab: ‘Tentang apa engkau meminta beritanya?’
‘Apakah masih ada airnya?’ jawabnya.
Mereka menjawab: ‘Danau itu banyak airnya.’
Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang. Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar1.’
Mereka mengatakan: ‘Tentang apanya kamu minta berita?’
‘Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduknya masih bertani dengan airnya?’ jawabnya.
Kami katakan: ‘Ya, mata air itu deras airnya dan penduduknya bertani
dengannya.’ Ia mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa
yang dia lakukan?’
Mereka menjawab: ‘Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah).’
Ia mengatakan: ‘Apakah orang-orang Arab memeranginya?’
Kami menjawab: ‘Ya.’
Ia mengatakan lagi: ‘Apa yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?’
Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang Arab di
sekitarnya dan mereka taat kepadanya.
Ia mengatakan: ‘Itu sudah terjadi?’
Kami katakan: ‘Ya.’
Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya.
Dan aku akan beritakan kepada kalian tentang aku, sesungguhnya aku
adalah Al-Masih. Dan hampir-hampir aku diberi ijin untuk keluar sehingga
aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak ku tinggalkan satu negeri
pun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Makkah
dan Thaibah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan masuk pada
salah satunya, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di
tangannya, menghalangiku darinya. Dan sesungguhnya pada setiap celahnya
(dua kota itu) ada para malaikat yang menjaganya.’
Fathimah mengatakan: ‘Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda dengan menusukkan tongkatnya di mimbar sambil mengatakan:
‘Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah2, yakni Al-Madinah.
Apakah aku telah beritahukan kepada kalian tentang hal itu?’
Orang-orang menjawab: ‘Ya.’
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya cerita
Tamim menakjubkanku, di mana sesuai dengan apa yang kuceritakan kepada
kalian tentangnya (Dajjal), serta tentang Makkah dan Madinah. Ketahuilah
bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman- tidak, bahkan dari
arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur.
Tidak, dia dari arah timur -dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya
ke arah timur-.’
Fathimah mengatakan: “Ini saya hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Qishshatul Jassasah)
1 Nama sebuah daerah di Syam.
2 Dalam riwayat lain beliau mengatakan: “Dan itu adalah Dajjal.”
Sumber :
www.asysyariah.com
Page Information
Title: CIRI-CIRI ATAU BENTUK FISIK DAN SIFAT "DAJJAL"
URL: https://hans-komp.blogspot.com/2012/09/ciri-cir-atau-bentuk-fisik-dan-sifat.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
==================================================================
==================================================================
No comments:
Post a Comment