Melaksanakan latihan dalam satuan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan suatu kemampuan yang tidak terprogramkan dari Komando Atas. 4) Kaderisasi pelatih secara berkesinambungan guna memperoleh kualitas pelatih yang handal dalam rangka mewujudkan satuan yang lebih profesional. 5) Proses kegiatan latihan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam manajemen latihan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pengakhiran, sehingga tujuan maupun sasaran latihan dapat terwujud; 6) Melengkapi dengan pengadaan sarana/prasarana latihan sesuai dengan kemampuan satuan agar latihan dapat berjalan dengan lancar; 6) Mengajukan dukungan perbaikan terhadap prasarana latihan yang mengalami kerusakan kepada Komando Atas; 7) Untuk mengatasi keterlambatan dana latihan yang turun, maka diupayakan untuk ditanggulangi terlebih dahulu dengan menggunakan dana abadi yang ada di satuan dan dikembalikan setelah dana tersebut diterima. Diamping hal tersebut, untuk memenuhi profesionalisme prajurit perlu juga diadakan kegiatan pengaturan jabatan dan kepangkatan yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan anggota yang bersangkutan. Keenam, dibidang moril, dilaksanakan upaya peningkatan kesejahteraan prajurit dengan melanjutkan pemberian hak-hak prajurit berupa gaji maupun insentif serta berbagai penghargaan yang diberikan kepada para anggota yang memiliki prestasi bagus; dan mengaktifkan kegiatan perkoperasian di lingkungan satuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga anggota. Ketujuh¸ dibidang pembekalan, perlu dilaksanakan kegiatan pembinaan mental baik mental rohani dengan menanamkan kesadaran beragama dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; Pembinaan mental Idiologi, untuk memantapkan penghayatan dan pengamalan sila dari Pancasila; Pembinaan tradisi kejuangan dan sejarah dan meningkatkan peranan Bintal di Satuan jajaran Brigif dengan mengundang Kadisbintal di lingkungan Kotama maupun Bintalad. Selain itu para anggota satuan jajaran Brigif perlu juga diberi bekal kesegaran jasmani dengan selalu memelihara dan meningkatkan kualitas kesamaptaan jasmani dan kesegaran jiwa prajurit melalui kegiatan olahraga umum maupun olahraga militer di satuannya masing-masing. Kedelapan, dibidang kemanunggalan dengan rakyat, para anggota satuan jajaran Brigif perlu ditekankan pentingnya bersikap baik dengan masyarakat di sekitar lingkungan satuan sebagai bagian dari upaya pembinaan teritorial secara terbatas. Dalam rangka melestarikan kemanunggalan TNI – Rakyat ini para anggota perlu mengadakan berbagai pendekatan secara ersuasif terhadap para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda di sekitar lingkungan satuan, sehingga dalam pelaksanaan tugas, satuan jajaran Brigif dapat memperoleh dukungan dan simpati dari masyarakat.
Upaya Peningkatan Pembinaan Satuan Brigif Guna Mendukung Kesiapan Operasi
Perkembangan
lingkungan strategis yang diwarnai terjadinya globalisasi dunia telah berkibat
pada semakin transparannya batas-batas antar negara. Sehingga tantangan yang dihadapi oleh
bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia semakin besar dan kompleks. Sebagai negara kepulauan yang berada tepat
pada jalur lalu lintas perdagangan internasional, bangsa Indonesia dituntut
untuk senantiasa siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan ancaman yang datang
baik dari dalam maupun dari dalam negeri.
Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat sebagai alat Pertahanan Negara di darat
bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya bertugas pokok menegakkan
kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945, serta melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara. Dengan semakin
meningkatnya tantangan yang dihadapi oleh TNI AD, maka TNI AD melalui konsep
pembinaan satuan diharapkan mampu mewujudkan satuan yang professional, efektif,
efisien dan modern.
Menyikapi
hal tersebut diatas, maka Brigif yang merupakan Satuan Tempur yang disiapkan
untuk melaksanakan kegiatan operasi pertempuran baik secara mandiri
maupun merupakan bagian dari satuan yang lebih besar
Brigif
adalah satpur yang terdiri dari
beberapa Yonif dan dapat diperkuat
dengan satuan cabang
lain secara serasi agar mampu beroperasi mandiri
atau merupakan bagian dari
satuan yang lebih
besar telah melakukan berbagai
upaya peningkatan kemampuan satuan jajarannya baik Satuan Tempur maupun Satuan
Bantuan Tempur melalui pembinaan satuan di satuan masing-masing. Namun, pembinaan satuan yang merupakan segala
usaha kegiatan dan pekerjaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pemberian motivasi dan pengendalian untuk menghasilkan suatu tingkat
ketangguhan daya tempur atau daya kerja satuan guna mencapai tujuan organisasi
di jajaran Brigif belum sepenuhnya dapat berjalan sesuai dengan harapan, dimana
terlihat adanya gejala penurunan
profesionalisme prajurit, menurunnya motivasi dan etos kerja, kondisi material yang sudah usang/tua, pengelolaan manajemen
latihan yang terkesan asal jalan dan sekedar memenuhi program serta kurangnya
kreativitas komandan satuan dalam menerapkan strategi untuk menghadapi
tantangan manajemen binsat.
Persoalan-persoalan
tersebut diatas, banyak diakibatkan oleh belum maksimalnya kegiatan pengamanan
personil, materiil, markas, profesionalisme prajurit, moril, penegakan hukum,
disiplin, pembekalan dan kemanunggalan rakyat di lingkungan satuan. Dampak yang timbul dari adanya berbagai
permasalahan tersebut adalah satuan Brigif termasuk jajarannya belum memiliki
kesiapan untuk diberi tugas operasi. Hal ini tentu saja tidak dapat dibiarkan
berlarut-larut, mengingat intensitas ancaman yang datang baik dari dalam maupun
luar negeri di Indonesia semakin besar.
Walaupun ancaman konvensional berupa invasi militer negara asing masih
belum tampak, namun ancaman separatisme bereskalasi tinggi seperti di Aceh pada
masa sebelum ditandatanganinya kesepakatan perdamaian masih mungkin untuk
terjadi di masa-masa yang akan datang.
Secara
hirarkhis, konsep pembinan satuan TNI-AD dijabarkan oleh satuan jajaran TNI AD
termasuk Brigade Infanteri dalam membentuk program pembinaan satuan yang
ditujukan pada peningkatan kualitas dan kuantitas personil, materiil, latihan,
pangkalan dan piranti lunak agar mencapai standar yang telah ditentukan, yang
secara integratif dapat menjabarkan kesiapan operasional satuan. Kondisi satuan jajaran Brigif XX pada
umumnya bervariasi pada status Mantap I,
II dan ada yang berstatus III menunjukkan bahwa pembinaan satuan yang dilakukan
satuan jajaran belum berjalan secara optimal dan masih ada satuan yang belum
memiliki kesiapsiagaan operasional sehingga dapat menghambat pelaksanaan
tugas-tugas Brigif secara keseluruhan.
Dari segi Personel, secara
kuantitas satuan-satuan jajaran Brigif baik Satpur maupun Satbanpur masih
memiliki banyak kekurangan personel sehingga belum memenuhi TOP/DSPP. Secara
kualitas, personel yang dimiliki
oleh satuan-satuan jajaran Brigif masih belum sesuai dengan yang
diharapkan baik dalam segi kesesuaian pangkat dan jabatan, kesesuaian
pendidikan dan jabatan, kesehatan maupun kondisi kejiwaan sebagai seorang
prajurit TNI. Secara umum
permasalahan yang dihadapi oleh satuan jajaran Brigif XX adalah : 1) Pemenuhan personil belum mencapai pada status
kemantapan satuan, mengingat masih ada satuan jajaran Brigif yang mengalami
kekurangan jumlah personel; 2) Belum
adanya kesesuaian jabatan khususnya BA dan TA, sehingga mengkibatkan
terhmbatnya pelaksanaan tugas-tugas dilapangan; dan 3) Latar belakang pendidkan umum dan
spesialisasi belum memenuhi spesifikasi satuan.
Dari segi materiil,
masih menemui berbagai kendala yaitu persenjataan yang belum lengkap terutama
senjata kaliber besar, Alkom dan Aloptik yang tersedia tidak memadai dihadapkan
pada TOP, Jumlah munisi dihadapkan kepada latihan tidak mencukupi dan khusus
untuk Satuan Bantuan Tempur, Kendaraan dihadapkan pada tugas-tugas yang
dihadapi tidak memadai, serta Kemampuan Har cegah untuk awak kendaraan belum
memadai.
Dari segi markas/pangkalan,
secara kuantitas pada umumnya fasilitas bangunan dan perkantoran telah sesuai
dengan kebutuhan dalam penyelenggaraan operasional sehari-hari dan dapat
mendukung operasional mengingat jumlahnya telah sesuai dengan TOP yang telah
ditentukan, namun untuk fasilitas latihan dilihat dari segi kuantitas belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan seperti lapangan HR, lapangan perkelahian
sangkur, menara serba guna dan lapangan tembak untuk menembak tank dll. Sedangkan untuk fasilitas olah raga yang
tersedia di satuan sudah dapat mendukung kegiatan satuan, kecuali fasilitas
pendukung fasilitas perumahan yang masih belum memenuhi ketentuan yang telah
ditentukan. Sementara itu dari segi
kualitas banyak markas/pangkalan yang tingkat kelayakan pakainya masih kurang,
sehingga jaminan terhadap pengamanan personel dan materiil-nya puna kurang
optimal.
Dari segi profesionalisme prajurit,
satuan jajaran Brigif senantiasa memberikan kegiatan latihan secara terprogram,
bertahap dan berkesinambungan untuk mencapai tingkat keterampilan/kecakapan
prajurit di bidang taktis dan teknis kemiliteran sebagai cerminan dari
profesionalisme prajurit. Namun demikian
kondisi nyata saat ini, satuan jajaran Brigif masih menemui permasalahan antara
lain : 1) Adanya penugasan satuan-satuan diluar
program kerja yang terlalu banyak akan menjadikan suatu permasalahan bagi
satuan tersebut dalam pelaksanaan program kerja satuan yang telah ditentukan
oleh Komando Atas; 2) Adapun keterbatasan sarana dan prasarana latihan di
satuan-satuan juga dapat menjdi permasalahan terhadap pelaksanaan
latihan-latihan baik latihan satuan maupun latihan dalam satuan; 3)
Keterbatasan tenaga pelatih yang berkualifikasi disatuan-satuan akan mengganggu
dalam pelaksanaan latihan itu sendiri; dan 4) Belum
adanya kejelasan terhadap Direktif latihan bagi
satuan-satuan Banpur jajaran Brigif.
Dari segi moril. Untuk memelihara moril prajurit upaya
pembinaan satuan di satuan jajaran
Brigif XX senantiasa melaksanakan pembinaan moril melalui usaha untuk membantu
pengurusan hak/tunjangan secara tepat waktu, memberikan Gaji/ULP dan hak-hak
lainnya setiap bulan sesuai ketentuan yang berlaku, memberikan cuti tahunan
bagi personel Militer selama 12 hari kerja sesuai ketentuan/petunjuk Komando
Atas, dan pengajuan KTA TNI, KPI dan Satya Lencana bagi anggota. Namun usaha-usaha tersebut masih dirasakan
belum cukup, mengingat tingkat kebutuhan hidup anggota saat ini di lingkungan
satuan Brigif cenderung tinggi, sehingga penghasilan yang pas-pasan membuat
moril para anggota menjadi menurun, yang berakibat pada pelaksanaan tugasnya
menjad tidak maksimal.
Dari segi penegakan hukum, disiplin
dan tata tertib. Upaya pembinaan
hukum, disiplin dan tata tertib dilaksanakan sesuai aturan dan ketentuan yang
belaku di satuan, namun ada beberapa anggota yang masih banyak melakukan
berbagai pelanggaran terhadap aturan tata tertib satuan maupun pelanggaran
hukum di lingkungan masyarakat, yang berakibat pada merosotnya citra TNI AD di
tengah-tengah masyarakat.
Dari segi pembekalan mental,
satuan jajaran Brigif XX melaksanakan berbagai upaya pembinaan mental yang
meliputi : 1) Pembinaan mental rohani. Ceramah Bintal
kepada anggota maupun keluarga 1 Bulan sekali dan melaksanakan pengajian keliling
1 Bulan sekali dan pengajian rutin 2 kali dalam 1 Minggu (Anggota Militer pada
hari Kamis Malam Jum’at dan Ibu Persit pada hari Senin dan Kamis); 2) Pembinaan mental kejuangan. Pelaksanaan jam Komandan, tradisi satuan,
Santi Aji/Santi Karma terhadap seluruh anggota pada setiap hari Senin atau pada
waktu-waktu tertentu sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi. Pembinaan mental yang dilaksanakan tersebut
hasilnya memang dapat dirasakan dengan semakin meningkatkan mentalitas prajurit
ketika ia bertugas di kesatuan. Namun
seiring dengan meningkatnya intensitas pengaruh negatif yang masuk akibat
adanya globalisasi dan perkembangan lingkungan masyarakat yang cenderung
negatif telah melunturkan sikap mental pada sebagian anggota. Hal ini berakibat pada terjadinya penurunan
sikap mental prajurit dalam melaksanakan tugas sehari-hari atay ketika ia
ditugaskan di daerah operasi.
Dari
segi kemanunggalan dengan rakyat. Sebagai realisasi dari pelaksanaan pembinaan
teritorial secara terbatas, satuan jajaran Brigif berusaha untuk melestarikan
kemanunggalan antara TNI dengnan rakyat dengan berbaik-baik dengan rakyat. Namun dengan adanya sikap individualisme di
tengah-tengah masyarakat serta adanya berbagai tindakan pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh oknum prajurit di lapangan, telah berakibat pada renggangnya
hubungan masyarakat di sekitar lingkungan satuan dengan anggota dan
satuan. Kondisi ini secara tidak
langsung telah memudarkan kemanunggalan TNI dengan rakyat, sehingga seringkali
menyulitkan pelaksanaan tugas satuan jajaran Brigif XX karena tidak mendapatkan
dukungan dan simpati dari masyarakat.
Oleh
karena itu dalam rangka menghadapi tantangan dan tuntutan tugas ke depan yang
semakin kompleks, maka perlu ada langkah optimalisasi pembinaan satuan guna
mewujudkan kemantapan dan kesiapsiagaan operasional dalam rangka mendukung keberhasilan
tugas pokok Brigif XX dalam melaksanakan melaksanakan semua
operasi darat dalam
bermacam-macam kondisi medan cuaca
daerah tropis secara berdiri sendiri atau bagi
satuan yang lebih besar melalui penerapan pembinaan satuan yang tepat
agar sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam program pembinaan satuan dapat
tercapai secara optimal, sehingga diperoleh suatu kesiapan satuan baik di
bidang personel, materiil, markas dan profesionalisme prajurit, moril, tegaknya
hukum dan disiplin anggota, serta terciptanya kemanunggalan dengan rakyat dalam
rangka pelaksanaan pembinaan teritorial secara terbatas yang menjadi salah satu
tugas Brigif XX serta setiap saat siap digerakkan di daerah operasi untuk
menghadang setiap ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang baik
dari dalam maupun dari luar negeri.
Adapun upaya pembinaan satuan yang
dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan satuan jajaran Brigif XX
agar siap untuk diberi tugas operasi adalah : Pertama, dalam
bidang personel, upaya pembinaan diorientasikan pada prinsip-prinsip
pembinaan personil, siklus pembinaan personil tetap melaksanakannya tugas-tugas
satuan serta meningkatkan kesejahteraan personil. Dengan mempertimbangkan
hal-hal tersebut, maka upaya pembinaan personil yang dapat dilakukan adalah
memenuhi kebutuhan personel baik secara kuantitas maupun kualitas; penyesuaian
pangkat dan pendidikan dengan jabatan anggota di satuan; meningkatkan jumlah
personil yang memiliki kualifikasi sesuai jabatannya; meningkatkan kesejahteraan
prajurit dan keluarganya, serta meningkatkan kualitas kepemimpinan perwira. Kedua, di bidang materiil,
adalah dengan : 1) Mengajukan kekurangan materiil untuk memenuhi ketentuan
status mantap satuan masing-masing; 2)
Mengembalikan materiil satuan yang sudah tidak layak pakai untuk
mengurangi beban, sehingga konsentrasi kerja dapat diarahkan kebidang lain; 3) Mengajukan penggantian senjata organik M 16
A1 menjadi SS1; 4) Mengadakan pemeliharaan
dan perbaikan kendaraan dan alpal yang dimiliki guna memperpanjang usia pakai
bagi alat peralatan/materiil khususnya senjata yang mengalami kerusakan sesuai
dengan kemampuan satuan; 5) Mengadakan
latihan dalam satuan tentang Har cegah terhadap alat peralatan khususnya penataran
montir agar dapat memperbaiki kendaraan secara mandiri tanpa mengandalkan
satuan lain. Ketiga, di
bidang Markas/Pangkalan, adalah melalui :
1) Mengadakan pemeliharaan secara
terbatas yang dilaksanakan oleh personel penghuni agar kondisi pangkalan tetap
terjaga; 2) Mengadakan pengajuan
kepada Komando Atas tentang dana rehabilitasi perumahan; 3) Pembuatan pagar keliling asrama dan ditanami
dengan tanaman/pohon yang dapat digunakan sebagai rintangan/hambatan guna
pengamanan pangkalan; 4) Menghimbau kepada warga masyarakat di sekitar asrama
agar melaksanakan lapor cepat apabila
kemungkinan terjadi hal-hal yang berkaitan dengan masalah pengamanan satuan;
5) Pembuatan Pos di tempat-tempat yang
kemungkinan rawan; 6) Melaksanakan kegiatan patroli oleh personel
siaga yang diatur secara bergiliran dengan waktu yang tidak sama (tidak
rutinitas); 7) Untuk mengurangi kecelakaan akibat dari
sempitnya jalan dan ramainya lalu lintas di depan Asrama perlu dihimbau kepada
para pemakai jalan agar berhati-hati dalam berlalu lintas sesuai dengan norma
yang berlaku. Perlu adanya koordinasi
dengan instansi yang terkait guna menertibkan lalu lintas di depan Asrama. Penekanan terhadap seluruh anggota agar
lebih berhati-hati/tidak lengah dalam menggunakan jalan raya baik dalam
berkendaraan maupun jalan kaki; Keempat,
dibidang profesionalisme prajurit, dilaksanakan kegiatan seperti
: 1) Melaksanakan kegiatan
latihan secara bergantian antara Kompi yang satu dengan kompi yang lain,
sehingga seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana
secara keseluruhan; 2) Mengadakan kreasi
terhadap kegiatan latihan sehingga tidak terkesan membosankan. 3)
Melaksanakan latihan dalam satuan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan suatu kemampuan yang tidak terprogramkan dari Komando Atas. 4) Kaderisasi pelatih secara berkesinambungan guna memperoleh kualitas pelatih yang handal dalam rangka mewujudkan satuan yang lebih profesional. 5) Proses kegiatan latihan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam manajemen latihan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pengakhiran, sehingga tujuan maupun sasaran latihan dapat terwujud; 6) Melengkapi dengan pengadaan sarana/prasarana latihan sesuai dengan kemampuan satuan agar latihan dapat berjalan dengan lancar; 6) Mengajukan dukungan perbaikan terhadap prasarana latihan yang mengalami kerusakan kepada Komando Atas; 7) Untuk mengatasi keterlambatan dana latihan yang turun, maka diupayakan untuk ditanggulangi terlebih dahulu dengan menggunakan dana abadi yang ada di satuan dan dikembalikan setelah dana tersebut diterima. Diamping hal tersebut, untuk memenuhi profesionalisme prajurit perlu juga diadakan kegiatan pengaturan jabatan dan kepangkatan yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan anggota yang bersangkutan. Keenam, dibidang moril, dilaksanakan upaya peningkatan kesejahteraan prajurit dengan melanjutkan pemberian hak-hak prajurit berupa gaji maupun insentif serta berbagai penghargaan yang diberikan kepada para anggota yang memiliki prestasi bagus; dan mengaktifkan kegiatan perkoperasian di lingkungan satuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga anggota. Ketujuh¸ dibidang pembekalan, perlu dilaksanakan kegiatan pembinaan mental baik mental rohani dengan menanamkan kesadaran beragama dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; Pembinaan mental Idiologi, untuk memantapkan penghayatan dan pengamalan sila dari Pancasila; Pembinaan tradisi kejuangan dan sejarah dan meningkatkan peranan Bintal di Satuan jajaran Brigif dengan mengundang Kadisbintal di lingkungan Kotama maupun Bintalad. Selain itu para anggota satuan jajaran Brigif perlu juga diberi bekal kesegaran jasmani dengan selalu memelihara dan meningkatkan kualitas kesamaptaan jasmani dan kesegaran jiwa prajurit melalui kegiatan olahraga umum maupun olahraga militer di satuannya masing-masing. Kedelapan, dibidang kemanunggalan dengan rakyat, para anggota satuan jajaran Brigif perlu ditekankan pentingnya bersikap baik dengan masyarakat di sekitar lingkungan satuan sebagai bagian dari upaya pembinaan teritorial secara terbatas. Dalam rangka melestarikan kemanunggalan TNI – Rakyat ini para anggota perlu mengadakan berbagai pendekatan secara ersuasif terhadap para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda di sekitar lingkungan satuan, sehingga dalam pelaksanaan tugas, satuan jajaran Brigif dapat memperoleh dukungan dan simpati dari masyarakat.
Melaksanakan latihan dalam satuan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan suatu kemampuan yang tidak terprogramkan dari Komando Atas. 4) Kaderisasi pelatih secara berkesinambungan guna memperoleh kualitas pelatih yang handal dalam rangka mewujudkan satuan yang lebih profesional. 5) Proses kegiatan latihan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam manajemen latihan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pengakhiran, sehingga tujuan maupun sasaran latihan dapat terwujud; 6) Melengkapi dengan pengadaan sarana/prasarana latihan sesuai dengan kemampuan satuan agar latihan dapat berjalan dengan lancar; 6) Mengajukan dukungan perbaikan terhadap prasarana latihan yang mengalami kerusakan kepada Komando Atas; 7) Untuk mengatasi keterlambatan dana latihan yang turun, maka diupayakan untuk ditanggulangi terlebih dahulu dengan menggunakan dana abadi yang ada di satuan dan dikembalikan setelah dana tersebut diterima. Diamping hal tersebut, untuk memenuhi profesionalisme prajurit perlu juga diadakan kegiatan pengaturan jabatan dan kepangkatan yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan anggota yang bersangkutan. Keenam, dibidang moril, dilaksanakan upaya peningkatan kesejahteraan prajurit dengan melanjutkan pemberian hak-hak prajurit berupa gaji maupun insentif serta berbagai penghargaan yang diberikan kepada para anggota yang memiliki prestasi bagus; dan mengaktifkan kegiatan perkoperasian di lingkungan satuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga anggota. Ketujuh¸ dibidang pembekalan, perlu dilaksanakan kegiatan pembinaan mental baik mental rohani dengan menanamkan kesadaran beragama dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; Pembinaan mental Idiologi, untuk memantapkan penghayatan dan pengamalan sila dari Pancasila; Pembinaan tradisi kejuangan dan sejarah dan meningkatkan peranan Bintal di Satuan jajaran Brigif dengan mengundang Kadisbintal di lingkungan Kotama maupun Bintalad. Selain itu para anggota satuan jajaran Brigif perlu juga diberi bekal kesegaran jasmani dengan selalu memelihara dan meningkatkan kualitas kesamaptaan jasmani dan kesegaran jiwa prajurit melalui kegiatan olahraga umum maupun olahraga militer di satuannya masing-masing. Kedelapan, dibidang kemanunggalan dengan rakyat, para anggota satuan jajaran Brigif perlu ditekankan pentingnya bersikap baik dengan masyarakat di sekitar lingkungan satuan sebagai bagian dari upaya pembinaan teritorial secara terbatas. Dalam rangka melestarikan kemanunggalan TNI – Rakyat ini para anggota perlu mengadakan berbagai pendekatan secara ersuasif terhadap para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda di sekitar lingkungan satuan, sehingga dalam pelaksanaan tugas, satuan jajaran Brigif dapat memperoleh dukungan dan simpati dari masyarakat.
Dengan
uraian diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Brigif apabila dilihat
dari kegiatan pengamanan personel, materiil, markas, profesionalisme prajurit,
moril, penegakan hukum dan disiplin, pembekalan dan kemanunggalan dengan rakyat
masih banyak kekurangan, sehingga satuan jajaran Brigif belum semua siap untuk
diber tugas operasi sesuai dengan harapan dari Komando Atas. Mengingat keberhasilan satuan masih harus
didukung oleh profesionalisme personel satuan yang handal sesuai bidang dan fungsinya maka upaya
pembinaan satuan yang menyangkut pembinaan aspek personel, materiil, markas,
moril dan kemanunggalan TNI – Rakyat harus dilakukan secara terprogram,
bertahap, berlanjut dan berkesinambungan, sehingga dapat dicapai sasaran
program pemantapan dan kesiapsiagaan operasional satuan. Untuk mendukung penyelesaian tugas pokok
serta satuan jajaran Brigif memiliki kesiapan operasional, maka disarankan agar
satuan-satuan di Brigif melakukan penataan TOD/TOA bagi personel yang dinilai
tidak efektif, mengajukan dukungan semua alpal dan sarana prasarana sesuai TOP,
menyusun Rencana latihan yang pendistribusiannya tidak dilakukan secara
mendadak, serta menjalankan Program Komando Atas dilaksanakan secara konsisten
sehingga tidak timbul tumpang tindih dengan kegiatan satuan, dan terakhir
adalah merencanakan pendidikan spesialisasi yang cukup sesuai dengan kebutuhan
satuan.
Demikian
tulisan ini dibuat untuk dijadikan sebagai bahan masukan bagi Komando Atas
dalam upaya untuk meningkatkan kesiapan operasi satuan jajaran Brigif, sehingga
mampu menjalankan tugas pertempuran di darat dan melaksanakan upaya pembinaan
teritorial terbatas secara optimal di
masa-masa yang akan datang.
Page Information
Title: Upaya Peningkatan Pembinaan Satuan Brigif Guna Mendukung Kesiapan Operasi
URL: http://hans-komp.blogspot.com/2014/06/upaya-peningkatan-pembinaan-satuan.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
==================================================================
==================================================================
No comments:
Post a Comment